SETIAP orang pasti melakukan aktivitas dan rutinitas sehari-hari, antara lain bekerja, olahraga, makan minum, tidur atau kegiatan lainnya.
Ketika seseorang beraktivitas, keringat akan keluar dari tubuh. Keringat merupakan cara alami bagi tubuh untuk membuang racun serta berbagai jenis senyawa yang jika terlalu banyak di dalam tubuh akan menjadi beracun.
Lalu bagaimana apabila tubuh kita terlalu banyak mengeluarkan keringat dan membuat ketiak kita basah?
Apa pun alasannya, keringat berlebih memang sangat mengganggu dan bikin tidak percaya diri.
“Hiperhidrosis adalah kondisi ketika seseorang berkeringat secara berlebihan. Saat mengalami hiperhidrosis, kelenjar keringat bekerja terus-menerus sehingga menghasilkan kelebihan keringat yang tidak dibutuhkan tubuh,” jelas dr. Ade Firman Sp.KK,. dokter spesialis kulit dan kelamin dari Hermina Podomoro Sunter. dalam keterangan pers, Kamis (7/4)
Menurut dr.Ade, pnyebab keringat berlebih ini terbagi menjadi dua jenis, yaitu hiperhidrosis primer dan sekunder. Hiperhidrosis primer biasanya ditandai dengan keringat berlebih di salah satu area tubuh, dan penyebarannya simetris seperti kepala, wajah telapak tangan, ketiak dan kaki.
“Hiperhidrosis sekunder juga bisa diakibatkan karena aktifitas tidur dan kondisi seperti kehamilan, diabetes, penyakit jantung, gangguan tiroid, stroke, penyakit infeksi, seperti malaria, HIV/AIDS dan Tuberculosis, menopause,” kata dr. Ade.
dr. Ade Firman Sp.KK menambahkan bahwa untuk mengurangi keringat berlebih, ada beberapa cara yang dapat dilakukan, di antaranya mandi dua kali sehari untuk menghilangkan bakteri pada kulit, serta rajin mengguunakan Antiperspirant di daerah kulit yang berkeringat, terutama daerah ketiak.
“Antiperspirant berbeda dengan deodoran yang selama ini dikenal oleh masyarakat. Antiperspirant ini diformulasikan untuk memberikan perlindungan keringat dan bau yang sangat efektif,” kata dr.Ade.
Karena Antiperspirant bisa mengurangi keringat pada pori-pori kulit, yaitu pada kelenjar Apokrin yang keluar dari tubuh,karena didalam kulit terdapat dua kelenjar keringat Ekrin dan Apokrin.
Kelenjar keringat Apokrin ditemukan pada manusia, sebagian besar terbatas pada daerah aksila (ketiak) dan perineum (selangkang).
“Kelenjar keringat apokrin tidak menjadi fungsional sampai sebelum pubertas, dan kelenjar keringat apokrin terkait dengan perubahan hormonal saat pubertas,” jelasnya
“Selain itu gunakan antiperspirant tidak menyebabkan kanker karna dari berbagai macam study klinis sampai saat ini tidak ada studi klinis yang benar-benar dapat memastikan kalau ada hubungan kanker dengan pemakaian antiperspirant,” tegas dr. Ade.
Sementara itu, Ratu Trini Tirta, Brand Executive Perspirex mengatakan bahwa selama ini banyak masyarakat yang lebih mengetahui deodoran dibanding antiperspirant.
“Baik antiperspirant maupun deodorant, keduanya punya cara masing-masing dalam menangani bau badan,” jelas Ratu.
Tapi, kekurangan deodorant membuat noda kuning di baju juga membuat bau keringat bercampur dengan wangi deodorant, yang kadang malah menimbulkan bau aneh, apalagi bercampur juga dengan aroma parfum yang dipakai sehari-hari.
Sementara antiperspirant tidak menghasilkan bau. “Perspirex adalah Antiperspirant Internasional yang berasal dari Denmark yang sudah berdiri dari tahun 1979,” ujar Ratu.
“Perspirex sudah lolos BPOM sehingga aman digunakan di Indonesia, Dan yang pasti sudah teruji klinis lebih dari 30 tahun, aman untuk ibu hamil dan menyusui, bebas paraben ,bebas parfume dan tidak membuat noda kuning di baju” tambah Ratu.
Perspirex merupakan jenis detranspirant yang sangat powerful yang diciptakan untuk mengontrol keringat dan mampu memberikan proteksi terhadap keringat dan bau, sampai berhari-hari.
Perspirex sudah terbukti ampuh mengatasi keringat dan bau ketiak, efektif dalam 1x pemakaian bertahan 3-5 hari.
“Menggunakan deodoran bisa 1-3 kali sehari. Kalau menggunakan Perspirex, cukup menggunakan 1x dan akan mencegah bau 3 sampai 5 hari kedepan,” tutup Ratu.
Sumber:
https://mediaindonesia.com/humaniora/484126/atasi-bau-keringat-harus-tepat-dan-jangan-sampai-picu-masalah-pada-kulit